TOLERANSI DI LINGKUNGAN SEKOLAHKU
Siswa
di SMKN 1 Wonosari berasal dari berbagai daerah di Gunung kidul, ada yang
berasal dari kecamatan Wonosari, Karangmojo, Playen, Piyaman, Nglipar, Ponjong,
Semin, Rongkop, Semanu, Tepus, Tanjungsari, Panggang, dan ada juga yang berasal
dari daerah Bantul, Yogyakarta maupun Jakarta. Meskipun kami berasal dari
daerah yang berbeda-beda tetapi kami bisa menjadi teman dan keluarga di
sekolah. Kami juga berasal dari agama yang berbeda-beda, agama islam, kristen,
katolik dan agama budha. Tetapi mayoritas siswa beragama islam. Meskipun
berbeda asal, suku, dan agama saya tetap berteman dengan siapa saja.
Di
sekolahku, siswa perempuan yang beragama islam mengenakan seragam dengan rok
panjang, baju lengan panjang dan memakai kerudung, kerudung yang sesuai aturan
sekolah (tidak tipis/menerawang) biasanya disediakan di koperasi sekolah. Siswa
perempuan yang beragama kristen, katolik dan budha mengenakan seragam rok
panjang, baju lengan panjang (tidak memakai kerudung). Bagi siswa laki-laki
yang beragama islam maupun non islam mengenakan seragam celana panjang dan baju
lengan panjang.
Di
kelas saya dan teman-teman mendapatkan jam pelajaran agama sebanyak 2 kali atau
4 jam dalam satu minggu. Pada saat jam pelajaran agama karena mayoritas
beragama islam, siswa yang beragama kristen, katolik dan budha juga mengikuti
pelajaran agama meraka di ruang kelas khusus agama mereka masing-masing. Jadi
kami semua mendapatkan pelajaran agama pada hari dan waktu yang sama ketika ada
jadwal pelajaran agama. Setelah jam pelajaran agama selesai mereka yang berbeda
agama kembali lagi ke kelas seperti semula untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
Dengan adanya perbedaan ini membuat saya dan teman-teman saling mengerti,
memahami, dan menghormati masing-masing siswa.
Pada
hari Jum’at siswa laki-laki yang beragama islam melaksanakan shalat jum’at,
sedangkan siswa perempuan yang muslim tetap di kelas masing-masing dan membaca
Al-Qur’an (tadarus). Siswa yang beragama kristen, katolik, dan budha juga
melaksanakan kegiatan keagamaannya tetapi di ruang kelas agama mereka
masing-masing. Kegiatan ini rutin dilaksanakan pada hari dan waktu yang sama
yaitu hari Jum’at. Dengan diadakannya kegiatan keagamaan ini diharapkan siswa
dapat memperdalam ilmu keagamaan masing-masing dan menghargai setiap siswa yang
berbeda agama, agar kita selalu menjalin silahturahmi meskipun berbeda agama.
Bapak/Ibu Guru juga mengajarkan kepada kami untuk bersikap toleransi kepada
siapapun, dalam hal apapun, dan di lingkungan manapun, agar tercipta kerukunan
di antara kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar