- See more at: http://www.komputerseo.com/2010/12/cara-memasang-gambar-animasi-lucu-di.html#sthash.hwmsMrI0.dpuf

Selasa, 08 Maret 2016

TOLERANSI



TOLERANSI DI LINGKUNGAN SEKOLAHKU
            Siswa di SMKN 1 Wonosari berasal dari berbagai daerah di Gunung kidul, ada yang berasal dari kecamatan Wonosari, Karangmojo, Playen, Piyaman, Nglipar, Ponjong, Semin, Rongkop, Semanu, Tepus, Tanjungsari, Panggang, dan ada juga yang berasal dari daerah Bantul, Yogyakarta maupun Jakarta. Meskipun kami berasal dari daerah yang berbeda-beda tetapi kami bisa menjadi teman dan keluarga di sekolah. Kami juga berasal dari agama yang berbeda-beda, agama islam, kristen, katolik dan agama budha. Tetapi mayoritas siswa beragama islam. Meskipun berbeda asal, suku, dan agama saya tetap berteman dengan siapa saja.
            Di sekolahku, siswa perempuan yang beragama islam mengenakan seragam dengan rok panjang, baju lengan panjang dan memakai kerudung, kerudung yang sesuai aturan sekolah (tidak tipis/menerawang) biasanya disediakan di koperasi sekolah. Siswa perempuan yang beragama kristen, katolik dan budha mengenakan seragam rok panjang, baju lengan panjang (tidak memakai kerudung). Bagi siswa laki-laki yang beragama islam maupun non islam mengenakan seragam celana panjang dan baju lengan panjang.
            Di kelas saya dan teman-teman mendapatkan jam pelajaran agama sebanyak 2 kali atau 4 jam dalam satu minggu. Pada saat jam pelajaran agama karena mayoritas beragama islam, siswa yang beragama kristen, katolik dan budha juga mengikuti pelajaran agama meraka di ruang kelas khusus agama mereka masing-masing. Jadi kami semua mendapatkan pelajaran agama pada hari dan waktu yang sama ketika ada jadwal pelajaran agama. Setelah jam pelajaran agama selesai mereka yang berbeda agama kembali lagi ke kelas seperti semula untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Dengan adanya perbedaan ini membuat saya dan teman-teman saling mengerti, memahami, dan menghormati masing-masing siswa.
            Pada hari Jum’at siswa laki-laki yang beragama islam melaksanakan shalat jum’at, sedangkan siswa perempuan yang muslim tetap di kelas masing-masing dan membaca Al-Qur’an (tadarus). Siswa yang beragama kristen, katolik, dan budha juga melaksanakan kegiatan keagamaannya tetapi di ruang kelas agama mereka masing-masing. Kegiatan ini rutin dilaksanakan pada hari dan waktu yang sama yaitu hari Jum’at. Dengan diadakannya kegiatan keagamaan ini diharapkan siswa dapat memperdalam ilmu keagamaan masing-masing dan menghargai setiap siswa yang berbeda agama, agar kita selalu menjalin silahturahmi meskipun berbeda agama. Bapak/Ibu Guru juga mengajarkan kepada kami untuk bersikap toleransi kepada siapapun, dalam hal apapun, dan di lingkungan manapun, agar tercipta kerukunan di antara kami.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar