(Masih) Dalam Penantian
Aku
ingat disaat awal kita bertemu, kamu menyapaku dengan senyuman syahdu.
Membuatku selalu membayangkan itu, dan bertanya siapa sih dia ? Hari pun
berganti, hampir setiap hari bertemu dan sapaannya terulang kembali. Dan
akhirnya aku tau namanya siapa, ketika kita mulai saling menyapa dan
berkenalan.
Entahlah
aku senang jika bertemu dengannya, walau hanya sekedar lewat senyum dan sapa
darinya. Senyumnya seakan akan memaksaku untuk selalu memikirkannya. Dari
sekian banyak lelaki hanya dia yang membuatku seperti ini. Mungkin saat ini dia
alasanku untuk senyum-senyum sendiri..
Hari
demi hari, hingga tahun pun berganti. Dan aku terus menanti, menantikan
hadirnya yang selalu datang tiba-tiba. Dulu ketika awal bertemu, setelah itu
hampir setiap hari aku melihat senyum dari bibir manisnya dan sapaan syahdu
darinya. Sekarang mungkin hanya seminggu sekali berjumpa.
Tak
terasa 4 bulan sudah aku mengenalnya, walau hanya sebatas teman. Dulu...
diawal-awal perkenalan, tak seharipun aku melewatkan chatt untuknya. Aku
menaruh harapan padanya, menantikan setiap balasan chatt darinya dan berharap
bisa bertemu dengannya. Entahlah, rasa ini mengalir begitu saja, apakah ini yg
dinamakan cinta ?
Selang
beberapa bulan, chattingan pun serasa sudah tak seakrab dulu, dan rasa kecewa
muncul ketika tak ada balasan chatt
darinya. Tiba-tiba dia menghilang, entah kemana...
Aku
sadar, aku terlalu berharap padanya. Tak seharusnya aku berharap lebih seperti
ini. Tak seharusnya rasa ini ada. Dan sekarang apa yang harus aku lakukan ? Menyesali
apa yang sudah terjadi ? Apa aku harus melupakan apa yang sudah terjadi ? Atau
aku harus menghapus harapan-harapan dan perasaan ini ?
Tak
semudah itu, tak semudah mulut berbicara. Terkadang apa yang dikatakan berbeda
dan bertolak belakang dengan apa yang ada dalam hati. Aku sempat ingin pergi
darinya, melupakan semuanya dan kembali seperti dulu saat aku belum mengenalnya
saat perasaan ini belum ada.
Tapi
memang praktek tak semudah teori, mulut berkata ingin pergi tapi hati berkata
untuk tetap tinggal meskipun rasa kecewa menyelimuti hati ini. Aku tau rasa
kecewa ini karena aku terlalu menaruh harapan lebih padanya.. Dan aku pernah
merasakan seperti ini sebelumnya.
Rasa
ini perlahan mulai terbiasa tanpa hadirnya. Walau masih ada rasa yang tak bisa
diungkapan lewat kata-kata, hanya lewat lantunan doa dan aku hanya berharap
kepadaNya... kepadaNya yang menciptakan cinta, bukan rasa benci karena rasa
benci lahir ketika rasa cinta tersakiti...
Lain
dimulut lain dihati, suatu hari aku bertemu dengannya (lagi), dengan senyumnya
yang khas dan sapaan darinya. Perasaan ini muncul lagi, mungkin lebih tepatnya
perasaan ini tak pernah pergi dari hati. Saat seorang perempuan benar-benar
jatuh cinta, perasaanya tidak bisa berubah dengan mudah, dia tak bisa
merubahnya..
Apa
aku salah ? Apa aku terlalu bodoh soal perasaan ?
Ada
rasa yang tak bisa diungkapkan, ada hati yang masih bimbang. Entahlah aku
harus bahagia atau malah sebaliknya...
Oleh : Ratna Tri R
Tidak ada komentar:
Posting Komentar