- See more at: http://www.komputerseo.com/2010/12/cara-memasang-gambar-animasi-lucu-di.html#sthash.hwmsMrI0.dpuf

Rabu, 09 Maret 2016

(Masih) Dalam Penantian



(Masih) Dalam Penantian

Aku ingat disaat awal kita bertemu, kamu menyapaku dengan senyuman syahdu. Membuatku selalu membayangkan itu, dan bertanya siapa sih dia ? Hari pun berganti, hampir setiap hari bertemu dan sapaannya terulang kembali. Dan akhirnya aku tau namanya siapa, ketika kita mulai saling menyapa dan berkenalan.

Entahlah aku senang jika bertemu dengannya, walau hanya sekedar lewat senyum dan sapa darinya. Senyumnya seakan akan memaksaku untuk selalu memikirkannya. Dari sekian banyak lelaki hanya dia yang membuatku seperti ini. Mungkin saat ini dia alasanku untuk senyum-senyum sendiri..

Hari demi hari, hingga tahun pun berganti. Dan aku terus menanti, menantikan hadirnya yang selalu datang tiba-tiba. Dulu ketika awal bertemu, setelah itu hampir setiap hari aku melihat senyum dari bibir manisnya dan sapaan syahdu darinya. Sekarang mungkin hanya seminggu sekali berjumpa.

Tak terasa 4 bulan sudah aku mengenalnya, walau hanya sebatas teman. Dulu... diawal-awal perkenalan, tak seharipun aku melewatkan chatt untuknya. Aku menaruh harapan padanya, menantikan setiap balasan chatt darinya dan berharap bisa bertemu dengannya. Entahlah, rasa ini mengalir begitu saja, apakah ini yg dinamakan cinta ?

Selang beberapa bulan, chattingan pun serasa sudah tak seakrab dulu, dan rasa kecewa muncul ketika tak ada balasan chatt  darinya. Tiba-tiba dia menghilang, entah kemana...

Aku sadar, aku terlalu berharap padanya. Tak seharusnya aku berharap lebih seperti ini. Tak seharusnya rasa ini ada. Dan sekarang apa yang harus aku lakukan ? Menyesali apa yang sudah terjadi ? Apa aku harus melupakan apa yang sudah terjadi ? Atau aku harus menghapus harapan-harapan dan perasaan ini ?

Tak semudah itu, tak semudah mulut berbicara. Terkadang apa yang dikatakan berbeda dan bertolak belakang dengan apa yang ada dalam hati. Aku sempat ingin pergi darinya, melupakan semuanya dan kembali seperti dulu saat aku belum mengenalnya saat perasaan ini belum ada.

Tapi memang praktek tak semudah teori, mulut berkata ingin pergi tapi hati berkata untuk tetap tinggal meskipun rasa kecewa menyelimuti hati ini. Aku tau rasa kecewa ini karena aku terlalu menaruh harapan lebih padanya.. Dan aku pernah merasakan seperti ini sebelumnya.

Rasa ini perlahan mulai terbiasa tanpa hadirnya. Walau masih ada rasa yang tak bisa diungkapan lewat kata-kata, hanya lewat lantunan doa dan aku hanya berharap kepadaNya... kepadaNya yang menciptakan cinta, bukan rasa benci karena rasa benci lahir ketika rasa cinta tersakiti...

Lain dimulut lain dihati, suatu hari aku bertemu dengannya (lagi), dengan senyumnya yang khas dan sapaan darinya. Perasaan ini muncul lagi, mungkin lebih tepatnya perasaan ini tak pernah pergi dari hati. Saat seorang perempuan benar-benar jatuh cinta, perasaanya tidak bisa berubah dengan mudah, dia tak bisa merubahnya.. 

Apa aku salah ? Apa aku terlalu bodoh soal perasaan ?

Ada rasa yang tak bisa diungkapkan, ada hati yang masih bimbang. Entahlah aku harus bahagia atau malah sebaliknya...


Oleh : Ratna Tri R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar